Friday, November 30, 2012

Operasi Tumor Otak



Sekitar 5 bulan setelah ada tumor tertangkap basah berada di otak saya, akhirnya saya memutuskan untuk mengeluarkannya dengan paksa alias operasi!

Sebelum operasi, beberapa pengobatan alternatif sudah dicoba. Terakhir dengan dokter/herbalis Paulus yang menunjukkan kemajuan dengan berkurangnya gejala kejang, tapi berhubung sekali kejang parahnya sudah nggak asik karena sempat membuat saya tidak sadarkan diri beberapa detik, maka diputuskan operasi saja lah.


Selain itu ada pertimbangan lain, biaya obat herbal itu ternyata bisa jadi sama mahalnya dengan biaya operasi. Perhitungannya:

Perkiraan kasar biaya operasi: 100 juta.
Dibandingkan dengan biaya obat herbal perbulan = 1.2 juta, maka dalam satu tahun = 1.2 juta x 12 bulan = 14.4 juta, dalam waktu 7 tahun dengan asumsi biaya obat tetap, maka total biaya = 14.4 juta x 7 tahun = Rp. 100.800.000.

Tanpa memperhitungkan faktor lain seperti inflasi, berarti biaya operasi setara dengan pengobatan herbal selama 7 tahun, sementara tidak mungkin memprediksi berapa lama mengkonsumsi obat herbal sampai tumor sebesar sekitar 7cm hilang. Intinya untuk kasus saya, menggantungkan masa depan tumor pada obat herbal ternyata lebih nggak jelas dibandingkan operasi.

Setelah ngobrol dengan kenalan yang sudah survive dari tumornya (thanks Pak Harda!), saya mengikuti saran untuk konsultasi dengan dokter Setyo Widi SpBS di Eka Hospital. Penjelasan dokter Setyo Widi yang detail sampai kemungkinan worst case yang dapat membuat saya lumpuh jika pembuluh darah dekat tumor pecah akibat operasi, justru membulatkan tekat saya untuk operasi, karena berarti dokternya paham ada risiko sebesar itu.

Singkat cerita (karena udah kepanjangan di intro), kronologis selama di rumah sakit:
1 Nov 2012: mulai rawat inap dan cek lab dll untuk persiapan operasi.
5 Nov - 6 Nov: operasi oleh team bedah selama 10 jam.
6 Nov - 7 Nov: masuk ICU.
7 Nov - 15 Nov: pindah ke kamar standard dan masa pemulihan.

Tumornya masih tersisa sebagian kecil di dekat pembuluh darah yang berisiko jika diambil, jadi nanti akan dikontrol secara berkala, kalo masih tumbuh akan di-treatment lagi, kemungkinan tanpa operasi karena tumor yang berukuran kecil masih banyak pilihan treatmentnya.

Total biaya selama di RS sekitar Rp. 97.5 juta, bagian biaya yang besar adalah biaya operasi dan selama di ICU, biaya lainnya lebih kecil tapi semakin lama di RS jadi besar juga. Awalnya diprediksi saya hanya memerlukan waktu 5 hari setelah pindah dari ICU untuk pemulihan, ternyata sejak masuk ICU saya merasakan kedua kaki jauh lebih lemah dibanding sebelumnya, penyebabnya karena saraf motorik kaki yang tadinya tertekan tumor sedang dalam penyesuaian dan harus dilatih/terapi, sampai saya keluar RS berdiri pun hampir tidak bisa, akhirnya pulang pake ambulans.

Sampai sekarang latihan jalan masih lanjut, biar lambat tapi ada progresnya, dari mulai bisa duduk stabil, berdiri, jalan 30 cm, jalan 3 meter, jalan keliling rumah, jalan keluar di halaman rumah, semua dengan menggunakan alat ajaib bernama walker yang multi fungsi bisa menjadi meja makan, meja kerja, dan jemuran seperti di gambar, pokoknya yang menciptakan alat tersebut saya anggap jenius.

Setelah mengalami sendiri hal ini, saya ingin membagikan pendapat yang siapa tau bermanfaat bagi mereka yang berjuang dengan penyakitnya khususnya tumor//kanker sbb:

- jangan percaya testimoni kesembuhan yang nggak jelas.
- pilihan operasi biasanya jadi opsi terakhir karena masalah biaya dan kesannya mengerikan, tapi jangan hilangkan opsi tersebut.
- tidak ada salahnya mencoba pengobatan alternatif yang terpercaya, tetapi hentikan saat obat tersebut tidak membuat lebih baik.
- sakit fisik tidak bisa dihindari, tapi membuat batin tetap sehat atau ikutan sakit, adalah PILIHAN kita sendiri :)

ditulis oleh: Joko Nurjadi, 30 November 2012

Sharing seputar kesehatan, termasuk kanker/tumor di https://www.facebook.com/groups/canceria.tumoria/

2 comments:

  1. Dear Pak Joko, salam kenal. Saya Teddy, kakak laki-laki saya terdiagnosa Acoustic Neuroma/ dan sudah menjalani proses Craniotomy untuk pengangkatan tumornya. dan setelah lewat 1 bulan. pihak RS dalam hal ini team bedah syaraf Prof E. menyarankan untuk menjalani Gamma Knife.
    Kondisi kakak saya terakhir ini, dikarenakan tumornya menekan syaraf penglihatan dan keseimbangan, yang dirasakan sekarang oleh kakak saya adalah penglihatan mulai menurun_fokus hanya di 1 titik fokus, serta kesulitan untuk berjalan. Sekarang sedang menjalani theraphy syaraf/, dan fisioterapi.
    Yang saya mau tanyakan Apakah Pak Joko juga menjalani Gamma Knife ato tidak.
    Terapi / proses apa yang dijalani Pak Joko untuk kontrol tumor yang
    masih ada sebagian di pembuluh darah yang beresiko.

    Saya mengucapkan terima kasih dan berdoa buat proses pemulihan pak Joko, bersamman juga u/kakak saya semoga semakin sehat dan tetap semangat.

    Tuhan memberkati

    ReplyDelete
  2. Selamat Pagi, perkenalkan saya danang perwakilan Mahkota Medical Centre Surabaya Rep Office. kami adalah salah satu perwakilan di jawa timur. kami siap membantu dan memberikan:
    1. informasi seputar mahkota dan malaca malaysia
    2. informasi fasilitas & kesehatan
    3. Appoitment dokter dan arange perjalanan sampai akomodasi dengan Company Rate kami
    4. Second opinion langsung dari Dokter kami.
    5. Claim Asuransi
    Semua pelayanan ini FREE of Charge, walaupun hanya untuk bertanya atau sekedar second opinion dari Dokter lain kita siap membantu .Jika Membutuhkan infomasi tentang Mahkota Medical Centre Melaka Malaysia, silahkan hubungi kantor perwakilan kami….
    Surabaya Representative Office
    Mahkota Medical Centre
    Jl. Barata Jaya XIX / 31C
    Surabaya 60131 – Indonesia.
    031-5020588
    WA : +6281 331777697
    Email : mmcsurabayaoffice@gmail.com
    http://mahkotamedicalcentresurabayaoffice.blogspot.co.id/

    ReplyDelete